CUMA ISENG

CUMA ISENG
Aku enggak mungkin bisa menyamai 'IDOLAKU' Sang Maestro Saxophone

TAMPIL BARENG ASYIK,......

TAMPIL BARENG ASYIK,......
Bertemu, Ngesaxophone, menyanyi, membuat hidup semakin hidup,.... heee,,heee,,heeeeee

KOMUNITAS SAXOPHONE ON BILBOARD

KOMUNITAS SAXOPHONE ON BILBOARD
,,,, WE LOVE SAXOPHONE ........ THE WAY THEY LOOK AND THE WAY THEY SOUND ,,,,

ONE MOMENT IN TIME on PAJERO SPORT

ONE MOMENT IN TIME on PAJERO SPORT
Numpang Promosi,,, he,,he,,heee

SAXOPHONE AGAWE RUKUN

SAXOPHONE  AGAWE  RUKUN
Pikiran boleh beda, Rambut boleh beda, Selera Berbusana Boleh Beda, Tempat kita berkarya boleh Beda,,,,,,,,,, Kalau Sudah Nyaksophone Kompak Bersatu,,,,,,,, Pancen Saxophone Agawe Rukun,,,, he,, he,,, heeeee

'NGE-JAS,...... Bareng

'NGE-JAS,...... Bareng
Tampil formil dengan Jas, sedikit hati-hati, maunya sih jangan ada yang 'keliru' dalam mengendalikan 'jari-jari' diatas KEYPAD,.... heee,,heee,,heeeee

THE MAN behind THE GUN

THE MAN behind THE GUN
AWAS KALAU YANG SAYA GENDONG INI JANGAN COBA-COBA DI "EMOET" ,,,LHOOOOO,,,,,,

THE MAN BEHIND THE SAXOPHONE

THE MAN BEHIND THE SAXOPHONE
Manggung Bareng perlu, untuk melatih harmony dan mengasah ketajaman feeling, apalagi Lagu 'Let It Be Me' sangat enak dibawakan dengan suara 1 dan 2, disini benar-benar kualitas harmony diuji,,,,,,,wis Jan niup Saxophone pancen asyiiiik.

Saxophone...Bisa.!!

Saxophone...Bisa.!!
Dulu... kami bermimpi bisa 'Ngemot' dan 'Nyebul' Saxophone. Sekarang kami bisa meski sebatas Hobi. 'Ngemot' en 'Nyebul' Saxophone tidak memerlukan Musical Talent seseorang tapi lebih pada kemauan keras untuk bisa. Yuk Ikutan...

Friday Night Saxophone Exercise, Pondok Kopi Cafe

Friday Night Saxophone Exercise, Pondok Kopi Cafe


Berlatih sambil menghibur...............itulah kata yang paling pas.....ketika sebuah kegemaran atau Hobi, tersalurkan dilingkungan tempat kami tinggal ....... Pokoknya seru....dengan Expresinya masing-masing unjuk kebolehan 'Ngemot' dan 'Nyebul' Saxophone.

Selasa, 26 Januari 2010

Meniup Saxophone cuma butuh DO, RE, MI,.........


By: Anton Pri


Manakala not angka alias do-re-mi sudah kita pahami, selanjutnya semuapun menjadi lebih gampang. Main saxophone jadi tak ubahnya seperti kala kita bersiul. Aneka nada bakal bisa kita bidik tanpa keseleyo, tanpa slenco alias blero. Nada sol yang kita inginkan misalnya, akan sol juga yang kita dapat, bukan nada2 tetangganya sel ataupun fi.Soal mana yang lebih gampang atau lebih perlu, ataukah bermain mengandalkan kertas partitur bergambar kecambah yang kudu dipelototi itu atau cukup menggunakan not2 angka yang sudah terekam di benak, yuk kita periksa bersama.Tentunya yang namanya benak, kemana mana ya mesti ngikut sama si kepala. Kemanapun pergi, kita si empunya kepala, tak perlu khawatir ketinggalan..., benak. Jadi misalnya tiba2 kita dilanda nafsu pengin ngesax, nimbrung di suatu acara musik band, tak perlu ragu kitapun bisa langsung turut bergabung, menambah semaraknya suasana dengan alunan suara merdu saxophone yang kita tiup. Kita bisa begitu lantaran data sederhananya yakni not do-re-mi sudah tersimpan terlebih dahulu di memori. Kalau kita tergantung pada buku lagu, tentu kita tak akan seleluasa itu. Mana bisaaa! Andai buku tidak ada, mati kutulah kita...Apalagi saxophone itu merupakan alat musik hembus, dimana piranti hembusnya yaitu mulut letaknya deket bener dengan hati. Sehingga expresi dari hati, langsung dapat disuarakan lewat mulut yang menghembus-hembus, meniup saxophone. Pengin niup kenceng sak kayange atau pengin berbisik selirih lirihnya...,itu bisa. Semua isi dan suasana hati mampu diungkapkan dengan tepat oleh saxophone. Makanya banyak peniup saxophone kalau pas nyebul matanya..., merem!(Kenapa merem?) Dengan kondisi mata terpejam seperti itu tentu tak bisa dia membaca. Mana bisaaa....Saxophone memang ekspresif. Kadang kita dibuat terkecoh oleh tampilan fisik pemainnya. Di sosok pemain yang renta misalnya, ternyata di dalam dadanya tersimpan bara api semangat yang berkobar. Ini tercermin dari tiupannya yang bebas penuh enerji. Atau di sosok yang nampak sangar dan kasar ternyata terdapat kemalasan yang luar biasa. Ya, saxophone memang begitu, pancen enak. Dan memahami not doremi juga begitu..., pancen perlu! Dua kekuatan itu musti dikawinkan. Kalau keduanya bersatu, barulah dapat diharapkan akan diperoleh hasil yang makin mantap, makin..., ekspresif! Ini dibutuhkan terutama untuk melayani jenis permainan musik bebas, seperti Jazz atau yang lain, misalnya. Dan belajar do-re-mi itu tidak sulit. Tidak beda kok dengan kalau kita berlatih vokal atau menyanyi. Kita cukup melatih diri agar dari lagu yang terdengar, kemudian bisa kita terjemahkan ke dalam not2 angka atau doremi nya. Begitu saja...Piye Jal?

Tidak ada komentar: